Gunungkidul 22/8/2022 : Proses pembuatan bakmi jawa yang selama ini menjadi makanan khas kuliner Gunungkidul dijadikan menu sajian andalan bagi wisatawan, praktek kemandirian pembuatan bakmi jawa dari bahan mocaf (singkong) dilakukan ustadz dan ustadzah guru ngaji dilingkungan LDII Gunungkidul agar mampu untuk mandiri mengelola manajemen keluarga agar lebih bahagia dan sejahtera.
Praktek kemandirian yang dilakukan Ustad dan Ustadzah beberapa waktu yang lalu di Komplek Masjid Piyaman Wonosari Gunungkidul mendapat perhatian khusus Ketua DPD LDII Gunungkidul (17/8).
Menurut Ir. Mukhamad Angar, M.Sc “praktek yang dikembangkan bidang Litbang IPTEK Lingkungan Hidup untuk membekali para guru ngaji agar mampu memberdayakan kemandirian diri dalam membina keluarga untuk lebih sejahtera, dengan pelatihan diharapkan ilmu yang mereka dapatkan bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga ungkapnya”.
Menurutnya “dari kegiatan ini kami arahkan pembekalan untuk penguasaan ilmu pembuatan mie jawa kuliner khas Gunungkidul, untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengembangkan ekonomi produktif yang berdiri sendiri serta dapat menumbuh kembangkan ekonomi daerah, disamping itu juga mendapat ilmu pengetahuan wawasan berwira usaha dengan kemampuan membuat bakmi jawa khas Gunungkidul diharapkan mereka terdorong dan termotivasi untuk mendapatkan terobosan penyediakan bakmi jawa mocaf sehat yang bergizi, mie mocaf mempunyai keunggulan free gluten dan serat pangan yang mudah dicerna jelasnya”
Sementara itu tanggapan dari ketua DPD LDII Gunungkidul Wahono Budi Rustanto, S.Pd “ kami atas nama lembaga mengapresiasi kegiatan yang dilakukan bagian Litbang IPTEK dan lingkungan hidup, mudah-mudahan praktek yang dilakukan dapat menjadikan bekal kemandirian untuk menuju peningkatan tambahan ilmu dan ekonomi keluarga yang lebih baik urainya”.
Kami berharap lanjutnya “ dengan kemandirian bagi ustad dan ustadzah bisa mampu mengembangkan ilmu yang mereka dapatkan, karena bahan praktek dari olahan ini kita tersedia banyak tidak harus mencari ke daerah lain daerah kita sendiri banyak dan melimpah tinggal kreatif, termotivasi dan keuletan kita sendiri yang harus digerakan pungkasnya” (masginowe)